MetroEkspress.com, Sidikalang. •Zaman era reformasi semua orang bebas berbicara mengeluarkan pendapat dan buah fikiran maupun di Pilkada 2024 akan datang tentang pemimpin. K.Tumanggor (foto) bersama J. Simatupang berbincang bincang menjelang Pilkada 2024 penduduk Dairi pada MEx Minggu (17/3.2024). K.Tumanggor “Pilkada 2024 ini tiba berganti pemimpin masa jabatannya lima (5) tahun ke masa pemimpin yang akan berlanjut. Pilkada berlanjut untuk kembali memilih pemimpin daerah kembali. Perubahan berganti setelah tiba Pilkada . “Siapa yang muncul di Pilkada 2024 ini. Siapa orang yang bakal calon pemimpin daerah di Pilkada 2024 ini yang di sebut pemimpin periode 2024 – 2029 mendatang.
Sejak tahun 2009 sampai saat ini rakyat yang secara langsung memilih pemimpinnya di Pilkada 2024 ini. Untuk mengatur dan mengurusi rakyatnya dan menyelenggarakan pembangunan ekonomi dalam skala prioritas nasional , baik dalam pola jangka panjang maupun pola umum untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat selama menjabat pemimpin lima tahun kedepan. Tentu di Pilkada 2024 akan datang orang yang ingin bakal calon pemimpin daerah periode 2024 – 2029 . “Banyak orang yang akan muncul bakal calon pemimpin belajar sungguh – sungguh tentang rakyat dan sifat sifat rakyatnya. Untuk mencari perhatian rakyat dalam Pilkada 2024 akan datang, untuk mengambil perhatian rakyat dalam hak pilihnya. Macam – macam cara akan dilakukan orang bakal calon pemimpin supaya kelak berhasil jadi pemimpin daerah di Pilkada 2024 akan datang ” ujarnya.
Menurut J. Simatupang , di Pilkada 2024 akan datang semua orang suka mendapat perhatian. Setiap orang punya kebutuhan yang amat mendasar , yakni kebutuhan mendapat perhatian dari orang yang bakal calon pemimpin Daerah itu. Ujarnya. Lanjut, K. Tumanggor dalam pemikirannya , “tiba Pilkada 2024 nanti bisa – bisanya orang bakal calon pemimpin yang tidak kenal rakyatnya menang terpilih jadi pemimpin daerah yang mempunyai uang banyak . Karena di era reformasi ini rakyat , butuh perhatian sesaat dalam menentukan hak pilihnya di Pilkada ini. Rakyat tidak memikirkan masa depan kehidupannya setelah memilih pemimpin karena uang . Tujuan era otonomi di beri haknya penuh untuk memilih pemimpinnya supaya rakyat itu sendiri yang menentukan nasib kehidupannya. ” Kalau rakyat untuk memilih pemimpin daerah nya karena bantuan atau uang dari orang bakal calon pemimpin di daerahnya . Masyarakat itu tidak ngerti otonomi daerah , ” sebut Tumanggor . Ditambah ,K. Tumanggor , Permasalahannya , kalau lah orang pemimpin itu menang terpilih karena bantuan atau uang di pilih rakyat , bagaimana perkembangan daerahnya nanti. Tidak mungkin pemimpin yang terpilih itu tidak lebih dahulu mengembalikan kerugiannya dalam program kerjanya , kata Tumanggor. Menurut J. Simatupang , dalam Pilkada 2024 ini berubah atau tidak ada perubahan itu tergantung rakyatnya sendiri. Kalau rakyat ingin perubahan pilihlah pemimpin daerah nya bukan karena uang. Kalau rakyat masih mengharap kan bantuan dari orang calon pemimpin daerahnya , maka rakyatnya menyuruh pimimpinnya meminjam uang keluar negeri. Kalau ingin terbangun daerah nya harus lah bahu membahu sama pemimpinnya membangun daerahnya , pemikiran Simatupang. Mengakhiri pertemuan perbincangan ,” Nasib Rakyat di Tangan Rakyat bukan lagi di anggota DPRD Daerah lagi yang memilih pemimpin daerah. (Junaidy.S)