
MetroEkspress.com, Langkat. -Yayasan Mentari Meraki Asa (YMMA) Kabupaten Langkat gelar pertemuan bersama dengan Multi Sektor membahas perkembangan eliminasi TBC di Kabupaten Langkat, Kamis (9/2/2023) bertempat di Uncle Six Caffe.
Anggota DPRD langkat Samsul Rizal menyampaikan dalam kegiatan akan memastikan untuk menggiring agar nantinya menjadi Perda mengenai penanganan TBC di Kabupaten Langkat.
Ketua Kopi (Koalisi Organisasi Profesi Indonesia) Langkat dr.Sukamto, Sp. P menjelaskan pemeriksaan kesehatan serta pelayanan kesehatan yang baik merupakan hak setiap masyarakat tidak terkecuali masyarakat yang kurang mampu. Pelayanan serta akses kesehatan yang baik memberikan dampak yang signifikan terhadap kesadaran masyarakat.
“Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap gejala TBC serta rendahnya pelayanan kesehatan di Kabupaten Langkat menjadi pemicu rendahnya Standar Pelayanan Minimum, Setiap jam, 11 orang meninggal dunia akibat penyakit TBC, Indonesia mendapatkan peringkat ke-2 dunia dengan kasus TBC terbanyak setelah India, Tuberkulosis merupakan penyakit menular disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang sebagian besar menyerang paru-paru,” ujar dr.Sukamto, S.pP.
Penyakit Tuberkulosis atau TBC masih menjadi masalah kesehatan serius di seluruh dunia yang tak kunjung usai, Termasuk di Indonesia kasusnya masih terus meningkat dan telah memakan banyak korban jiwa.
dr.Sukamto, S.pP juga menjelaskan Pada tahun 2022, di Indonesia diperkirakan ada 824 ribu kasus baru TBC dan 153 ribu kematian karena TBC. Kasus TBC resistan obat (TBC-RO) diperkirakan ada 23 ribu kasus dengan insidensi 8,8 per 100 ribu penduduk. Indonesia akan mendapatkan anugerah bonus demografi selama rentang waktu tahun 2020 sampai dengan tahun 2035, dimana mencapai puncaknya pada tahun 2030 dan pemerintah menargetkan kasus tuberkulosis di Indonesia turun pada tahun 2030 mendatang.
Kepala bidang P2P Dinkes Langkat dr.Azhar menjelaskan, Kabupaten Langkat dengan penduduk 1.064.230 orang, pada laporan tahun 2022, ditemukan 1.773 kasus TBC dari Estimasi jumlah kasus 4452, dan TBC Resisten Obat 17 kasus dan jumlah terduga TBC yang diperiksa dahaknya sebanyak 11.557 orang dari target 13.105 orang atau capaian SPM mencapai 88,2%.
Data yang didapat Komunitas dari Yayasan Mentari Meraki Asa Kabupaten Langkat untuk Investigasi Kontak pada tahun 2020 sebanyak 8.916 orang sudah dilakukan skrining TBC, pada tahun 2021 sebanyak 5.217 orang sudah dilakukan skrining TBC, tahun 2022 sebanyak 10.086 orang kegiatan investigasi Kontak ini dilakukan oleh para kader TB YMMA Langkat yang tersebar di Kabupaten Langkat ucap dr.Azhar Zulkifli.
Saat ini Dinas Kesehatan Langkat telah berupaya menambah Alat TCM (Tes Cepat Molekuler) yang di gunakan untuk melakukan Tes diagnostic TB, tes tersebut memeriksa kuman pada sputum (dahak) pasien. Alat TCM di Kabupaten Langkat telah tersebar di 3 titik puskesmas dan 2 Rumah Sakit yaitu Puskesmas Stabat, Puskesmas Tanjung Beringin, Puskesmas Pangkalan Brandan, Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura namun saat ini alat TCM yang akan beroperasi hanya 2 dikarenakan 3 alat TCM baru saja didatangkan dari Dinas Provinsi Sumatera Utara dan 3 alat tersebut akan beroperasi pada tahun ini juga alat tersebut dapat memudahkan petugas dan layanan Kesehatan pemerintah maupun swasta untuk bisa menggunakan fasilitas TCM guna meningkatkan penjaringan kasus terduga TBC di masyarakat.
Sri Maharani Arfiani terkait dengan TBC di Kabupaten Langkat, mengatakan pihaknya punya 16 area kecamatan intervensi, kemudian ada 20 Puskesmas dan 30 kader yang aktif untuk melakukan edukasi sosialisasi kepada masyarakat.
“Edukasi sosialisasi kepada masyarakat kita berharap menjangkau TBC dan pemahaman masyarakat terkait TBC itu penyakit yang menular dan menularnya melalui udara dengan tanda-tanda gejala batuk selama 2 minggu kemudian berat badan menurun, berkeringat di malam hari tanpa melakukan kegiatan, nafsu makannya berkurang itu merupakan salah satu gejala TBC yang harus kita ketahui bersama,” ucap Sri Maharani Arfiani.
“Mari bersama-sama sosialisasikan TBC ini kepada masyarakat melalui jargonnya TOSS TBC “Temukan obati sampai sembuh” kita berharap semua masyarakat bisa mengerti penyakit ini bisa sembuh dan siapa saja juga bisa terkena. Apabila mengalami hal tersebut, silahkan datang ke layanan terdekat Puskesmas, rumah sakit, dokter praktek Mandiri pengobatannya dilakukan secara gratis bisa menghubungi YMMA Langkat Jln.Sederhana Lingkungan 4 Kelurahan Kwala Bingai Stabat dengan nomor kontak 081362024683 Ikhsan WJ,”pungkasnya.
Pemeriksaan TCM merupakan metode deteksi molekuler berbasis nested real-time PCR. Penggunaan TCM menjadi prioritas pemeriksaan TB oleh karena mempunyai beberapa kelebihan, di antaranya :
1.Sensitivitas tinggi
2.Cepat : hasil dapat diketahui dalam waktu kurang lebih 2 jam.
3.Dapat mendeteksi secara simultan / bersamaan adanya bakteri MTB dan resistensi terhadap rifampisin, yang merupakan salah satu obat anti tuberkulosis yang paling sering digunakan.
Untuk mendiagnosis TB paru, spesimen yang digunakan pada pemeriksaan TCM adalah dahak, baik yang didapat dengan berdahak langsung ataupun dengan diinduksi. Namun pada anak-anak dapat juga digunakan spesimen bilasan lambung ataupun feses. Sedangkan untuk TB ekstra paru, menggunakan spesimen sesuai dengan lokasi infeksi, yang akan ditentukan oleh dokter yang merawat.
Sistem pencatatan dan pelaporan TB akan tersinkron dalam aplikasi Dinas Kesehatan RI yaitu SITB (Sistem Input Tuberkulosis), memudahkan jejak Riwayat kasus pasien dengan NIK agar dapat terdata dan terpantau dengan baik sehingga tidak putus dalam pengobatan yang tetap menjamin kerahasiaannya. Komunitas (YMMA) Bersama Dinas Kesehatan juga telah berkolaborasi dalam peningkatan jejaring DPPM (Distrik Publik Private Mix) di Kab. Langkat yang akan memperluas jaringan penanganan TBC di layanan pemerintah dan swasta, membantu memperluas Kerjasama di lintas sektor.
Berikut Daftar Rumah Sakit, Klinik dan DPM yang telah melakukan MOU dengan Dinas Kesehatan untuk penanganan DOTS/TBC, antara lain : RS Umum Delia, RS Umum Putri Bidadari, RS Umum Mahkota Bidadari, RS Umum Wampu Norita, RS PTPN II, Klinik Doa Ibu, Klinik Mitra ND, Klinik Pratama Dahlia dan Klinik Adhisma Husada.
Sementara Ketua YMMA Langkat mengharapkan, dari kegiatan ini ada peningkatan Standard Pelayanan Minimum (SPM) dan Eliminasi TBC 2030. Dengan melibatkan Pemerintah, pemangku kepentingan lintas sektoral agar Kabupaten Langkat dapat meningkatkan Standard Pelayanan Minimal TBC di atas 85% dan Komitment Bersama untuk kolaborasi upaya penanggulangan TBC di Kabupaten Langkat.
Hadir pada kegiatan ini, YMMA Pusat Sri Maharani Arfiani, Anggota DPRD Langkat Samsul Rizal, Anggota DPRD Langkat Agus Salim, Kepala SSR Kabupaten Langkat M. Ikshan WJ, narasumber dr.Azhari Zulkifli, Ka.Kopi TB Langkat dr.Sukamto, S.pP, Ahmadi Hidayat,S.Si Wasor TB Dinas Langkat, Kordinator IKP Kominfo Langkat Ibnoe Ma’arief, Ricky Reza Yayasan Mentari Meraki Asa Langkat.(pakde imt)