
MetroEkspress.com, Medan. |DPRD Sumut mendesak pemerintah untuk mengintensifkan pengawasan minyak goreng (migor) guna mencegah terjadi penumpukan dan kelangkaan barang, terutama menjelang bulan suci Ramadhan.
“Kita ingin sampaikan lagi kepada pemerintah perketat pengawasan, awasi distribusi dari produsen ke distributor dan laksanakan Operasi Pasar (OP), guna mencegah terjadi kelangkaan migor,” kata Sekertaris Komisi B Ahmad Hadian kepada wartawan di Medan, Rabu (16/2).
Anggota dewan dari Fraksi PKS itu merespon langkanya migor di kabupaten/kota, sehingga harga kebutuhan pokok itu mengalami kenaikan.
Menyikapi hal itu, Ahmad Hadian menyebutkan, pihaknya kembali menegaskan perlunya pengawasan yang ketat agar berjalan optimal, karena sejak dua minggu terakhir minyak goreng menghilang baik di Supermarket dan Minimarket. Kalaupun ada harga tidak lagi harga subsidi.
“Operasi Pasar juga saya lihat tidak berjalan, hanya ada di beberapa tempat saja. saya khawatir terjadi penimbunan yang sengaja dilakukan orang-orang tak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan,” ujarnya.
Komisi B minta pemerintah Provsu dalam hal ini Dinas Perindag jangan melempem dan tidak boleh membiarkan kondisi ini terjadi berlarut larut. “Jangan biarkan harga pasar bebas sesuai kehendak produsen atau oknum mafia terselubung,” katanya.
Pemerintah, sebutnya, harus tegas. “Saya minta Gubernur Sumut segera lakukan koordinasi lintas sektor. Panggil Kadis Perindag, Kasatpol PP, dan Perusahaan perusahan produsen minyak goreng yang ada di Sumut. Lakukan operasi lapangan, razia harga ke pedagang pedagang besar sebagai distributor. Lalu minta kontribusi dari perusahaan perusahaan produsen untuk drop migor harga subsidi ke pasaran secukup nya. Inilah saatnya perusahaan berbakti kepada negeri dan rakyat,” katanya.
Bijak
Sementara itu, Kadis Perindagsu Asfan Sofyan menegaskan, pihaknya berharap produsen harus menyalurkan migor langsung ke distributor, guna mencegah terjadinya permainan harga.
Selanjutnya, Asfan meminta intensifkan operasi pasar untuk menormalkan harga di pasaran.
“Yang jauh lebih penting saya kira adalah konsumen hendaknya bijak membeli migor. Janganlah harusnya satu migor, yang dibeli lebih dari 3 dengan cara yang tidak baik,” ujarnya.(fajar)