MetroEkspress.com, Sidikalang.
Junaidy Simatupang kelahiran 1958 Medan Sabtu ( 25/5.2024) pada MEx. Kemerdekaan Pers , sejarah membuktikan , bahwa peranan Pers dalam membangun nasionalisme tidak dapat di pandang sebelah mata. Bangkitnya Nasionalisme Bangsa Indonesia tidak terlepas dari peranan Pers di masa lalu. Berkibarnya semangat nasionalisme yakni: perebutan kemerdekaan dari tangan penjajah tidak terlepas dari peranan Pers untuk menyebarkan propaganda – propaganda politik yang di lancarkan para tokoh pejuang kemerdekaan.
Hampir seluruh para pejuang kemerdekaan berkecimpung di dunia Pers , dan melalui Pers tersebut lah mereka membangun kesadaran betapa pentingnya suatu negara memperoleh kemerdekaan. Akibatnya, para tokoh Pers atau wartawan mendapat tekanan dari pihak kolonial atau penjajah . Dan tidak jarang pula mereka di buang ke pengasingan atau dipenjara dengan maksud agar mereka tidak bisa lagi melancarkan kritik – kritik pedas terhadap penjajah . Kegigihan serta keberanian Pers dan wartawan sekalipun kerap mendapat ancaman pemenjaraan berbuah indah yakni lahirnya Indonesia Merdeka . Pers masa lalu sebelum kemerdekaan , misalnya Majalah Bianglala yang terbit tahun 1845 , Bromartani tahun 1856 , Medan Prijaji , Pewarta Oemoem , Sarotama , Pelita Kecil , Darmo Kondo dan lain – lain. Dr , Abdoel Rivai dianggap sebagai wartawan yang terkenal karena tulisannya tajam dan pedas terhadap kolonial Belanda . Oleh Adinegoro , Dr. Rivai di beri julukan ‘ Bapak Jurnalistik Indonesia ‘ , dan di akui oleh semua wartawan pada waktu itu sebagai kolumnis Indonesia yang pertama ( Prof . Onong Uchjana Effendy MA , 2003) . Beberapa karya jurnalistik yang mampu mengobarkan kesadaran arti pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa agar mampu memperoleh kemerdekaan sebagai salah satu ciri negara bangsa berdaulat serta bermartabat antara lain : Majalah Organisasi yang bernama ” Mena Moeria ” terbitan Desember ,1922 seorang tokoh J, Kayadoe , menulis ” Bagi bangsa Ambon diantara nya suatu petunjuk jelas bahwa tempatnya adalah di sebelah orang – orang Jawa , Tomir , Manado, Aceh , jadi di antara orang – orang Hindia lainnya yang secara alamiah merupakan bagian dari padanya ” Dengan orang – orang Hindia tadi ini orang Ambon mempunyai kepentingan bersama yang besar , dengan mereka yang mempunyai nasib yang sama , yaitu sebagai orang – orang terjajah ” . Kemudian pada tahun 1927 muncullah perkumpulan Pemuda Indonesia yang di sebut Jong Indonesia : ” Kami membentuk Jong Indonesia dengan seluruh kesadaran kami dan kami menyampaikan panggilan suci kami kepada mereka yang merasa dirinya Indonesia asli serta pembawa persatuan untuk menggabungkan diri dengan kami dan membantu kami bersama sama berjuang di bawah panji – panji kami , demi hak suci , kebangsaan dan kemerdekaan Indonesia kita , negeri kita dengan kehijauan matahari nya yang abadi ” Peran Pers membangun kesadaran rakyat untuk merdeka , terbebas dari cengkeraman kolonial , menjadikan Pers Lokomotif Nasionalisme lahir nya negara merdeka yaitu: Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) . Melalui siaran berita cerdas telah mampu melahirkan suatu kesadaran nasional, bahwa hanya melalui persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa lah penjajah dapat di usir dari bumi Nusantara . Pers ketika itu berfungsi sebagai alat perjuangan perebutan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia . Tokoh – tokoh Pers di masa perebutan kemerdekaan kemudian tampil memegang kekuasaan puncak setelah kemerdekaan misalnya Bungkarno , Adam Malik dan lain lain..kata Junaidy Simatupang ” Kemerdekaan Pers tidak bisa mati ingat sejarah kemerdekaan Indonesia. (Junaidy.S)